This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 17 Oktober 2013

Satu Hari Yang Sangat Mendebarkan

Tak akan pernah sedikitpun terlupakan dalam ingatan memori otak ku kejadian yang sangat menakutkan di masa-masa Ashorry kecil tepatnya awal masuk sekolah dasar (SD). Hari itu aku dan keempat rekanku pergi keperkebunan kelapa sawit yang tidak jauh dari tempat tinggal ku untuk mencari burung. Dalam perjalanan kami melihat sangkar burung hijau (setiap daerah berbeda menyebutnya ada yang mennyebutnya burug paruh udang dan ada juga yang menyebutnya burung tengkek). Burung ini berbeda dari burung-burung pada umumnya, sangkar burung pada umumnya terbuat dari ranting-ranting pohon ataupun rumput kering. Tidak demikian dengan Burung Hijau, sangkar burung hijau berada di tanah, burung ini membuat lubang pada tanah-tanah dengan kemiringan 900 biasanya terdapat disebelah kanan kiri jalan. Lubang sangkar burung hijau bersifat horizontal dengan kedalaman mencapai 30 sampai 50 cm. Saat melihat ada lubang sangkar burung hijau salah satu dari kami berkata “ada dua kemungkinan itu bisa sangkar burung hijau bisa juga lubang ular”. Tanpa berpikir panjang salah satu teman ku mengambil korek api dari sakunya untuk membakar lubang tersebut. Kami memesukan rumput-rumput kering kedalam lubang tersebut  kemudian membakarnya. Tapi apa yang terjadi ?. Tanpa sepengetahuan kami lubang itu menembus sampai permukaan tanah yang diatasnya terdapat banyak rumput-rumput kering. Dengan hitungan detik api berkobar sangat besar melalap rerumputan kering. Kami mencoba memadamkan apinya dengan berbagai cara tapi tidak berhasil dan api semakin bertambah besar.  Puluhan hektar perkebunan kelapa sawit yang usianya baru beberapa bulan hangus dilalap Si Jago Merah. Tak lama kemudian para wargapun berduyun-duyun mendatangi lokasi kejadian dan mencoba memadamkan api. Saat itu kami merasa sangat ketakutan dan sebagian dari warga menyuruh kami untuk pulang kerumah. Aku pun langsung pulang kerumah karena sangat takut begitu juga teman-teman yang lainnya. Sesampainya dirumah aku langsung kekamar untuk istirahat dan tidak berani keluar rumah. Kemudian hari-haripun berjalan seperti biasanya dan akhirnya kejadian ini terhapuskan oleh waktu yang terus berjalan.Kejadian ini mengajarkan ku untuk selalu terus berhati-hati dan waspada dalam melakukan tindakan. 


                                                            “Aku Dan Keempat Rekanku”